Minggu, 30 Oktober 2016

Proses Jasa

Proses adalah metode pengoperasian tertentu atau serangkaian tindakan,umumnya terdiri atas banyak langkah yang sering perlu dilakukan dalam urutan yang sudah ditetapkan.
Pemrosesan Barang Milik adalah tindakan yang berwujud terhadap barang dan benda fisik lainnya yng merupakan milik pelanggan.

Sebagai Contoh Kasus:
Setiap enam bulan sekali saya selalu melakukan service berkala di salah satu bengkel resmi di daerah kenjeran surabaya. Ketika saya sampai di bengkel tersebut saya langsung mengambil nomor antrian dan menunggu untuk segera di panggil. Setelah saya dipanggil saya langsung menjelaskan untuk melakukan service berkala untuk motor saya, kemudian sang montir pun langsung menggarap sepeda motor saya dan mengecek setiap bagian yang ada di motor saya. Setelah selesai saya pun membayar biaya di kasir dan pulang. Namun keesokan harinya motor saya malah susah untuk di starter atau dinyalakan dan terpaksa saya pun harus kembali ke bengkel tersebut dan menanyakan mengapa susah di starter atau dinyalakan dan sang montir pun mengatakan harus di cek dulu. Padahal kemarin sudah di service tapi tidak sesuai dengan yang di harapkan. Setelah selesai di "service" kembali saya pun terpaksa harus membayar kembali biaya service yang seharusnya hanya sekali saja, tapi karena kelalaian sang montir saya pun harus membayar dua kali. 

Analisis kasus:
Pada Kasus ini proses jasa terjadi dalam konteks pemrosesan barang milik. Dimana memperbaiki sepeda motor adalah objek yang akan diproses milik pelanggan. Dan pelanggan secara fisik kurang terlibat dalam suatu pemrosesan jasa.

Solusi:
Seharusnya sebelum sang montir mengembalikan sepeda motor saya,hendaklah ia mengecek kembali setiap bagian dari pada sepeda motor tersebut dengan benar dan teliti agar kejadian seperti ini tidak terjadi dan dapat membuat pelanggan merasa kecewa atas service yang dilakukan oleh sang montir.

Sumber:
Christopher H Lovelock dan Lauren K. Wright, 2007, Manajemen Pemasaran Jasa, Alih bahasa Agus Widyantori, Cetakan Kedua, Jakarta; PT.INDEKS

Mengelola dan Membina Hubungan Loyalitas Pelanggan

Pemasaran hubungan (relationship marketing) adalah aktivitas yang ditujukan untuk membina hubungan jangka panjang dan berbiaya efektif antara perusahaan dan pelanggannya demi keuntungan bersama kedua belah pihak. Tidak semua hubungan pelanggan yang ada layak dipertahankan. Beberapa pelanggan sudah tidak sesuai lagi dengan strategi perusahaan, baik karena strategi yang berubah maupun karena sifat perilaku dan kebutuhan pelanggan telah berubah.

Hubungan yang bernilai terjadi kalau pelanggan tersebut menemukan nilai karena manfaat yang diterima dari penyerahan jasa tersebut melampaui biaya yang terkait untuk mendapatkannya.
Hubungan Keanggotaan merupakan hubungan formal yang dapat dikenali antara perusahaan dan pelanggan, yang mungkin menawarkan manfaat khusus bagi kedua belah pihak.
Hubungan Keanggotaan umumnya menghasilkan loyalitas pelanggan terhadap penyedia jasa tertentu.
Loyalitas adalah keputusan pelanggan untuk secara suka rela terus berlangganan dengan perusahaan tertentu dalam jangka waktu yang lama.

Sebagai Contoh Kasus :




Seperti postingan saya sebelumnya mengenai Menciptakan Nilai Melalui Jasa, postingan kali ini memiliki keterkaitan dengan menciptakan nilai melalui jasa dan mengelola serta membina hubungan loyalitas pelanggan. Menurut artikel diatas Garuda Indonesia ingin memperkuat hubungan mereka dengan para pelanggannya dengan cara menggunakan sistem sabre. Dimana sistem sabre ini dapat melacak, kontrol gangguan dan pencegahan serta manjemen kru. Menurut Garuda Indonesia teknologi ini dapat meningkatkan profitabilitas dan mendorong loyalitas pelanggan dalam menggunakan jasa mereka. Selain menggunakan teknologi sabre Garuda Indonesia juga membuat program baru yang disebut GarudaMiles. GarudaMiles adalah membership atau keanggotaan di Garuda Indonesia. Dengan GarudaMiles kita bisa mendapatkan berbagai manfaat dibandingkan dengan pengguna Garuda Indonesia biasa. 

Kesimpulan :
Ketika kita sudah berhasil menciptakan nilai maka langkah selanjutnya adalah kita harus dapat mengelola dan membina agar nilai tersebut memiliki manfaat bagi pelanggan sehingga hubungan antara pelanggan dengan suatu penyedia jasa menjadi baik serta membuat pelanggan loyal terhadap jasa yang sudah diberikan sebelumnya. Loyalitas itu lebih penting dari pada jumlah pelanggan yang datang karena jika pelanggan kita tidak loyal maka pelanggan tersebut dengan mudah berpindah jika ada tawaran yang lain begitu pula sebaliknya ketika pelanggan itu loyal kepada kita mereka tidak akan pindah walaupun mereka memiliki tawaran yang lain karena mereka sudah nyaman dengan jasa yang sudah diberikan sebelumnya. 

Sumber :

Christopher H Lovelock dan Lauren K. Wright, 2007, Manajemen Pemasaran Jasa, Alih bahasa Agus Widyantori, Cetakan Kedua, Jakarta; PT.INDEKS
https://www.garuda-indonesia.com/id/id/web-service-form/register-member-garudamiles.page?
http://swa.co.id/swa/trends/adopsi-sabre-garuda-indonesia-tingkatkan-pertumbuhan-bisnis
http://www.tribunnews.com/bisnis/2015/08/14/garuda-indonesia-raih-the-word-of-mouth-marketing-awards-2015

Sabtu, 29 Oktober 2016

Menciptakan Nilai Melalui Jasa

Pemasaran berkaitan erat dengan upaya menciptakan nilai (value) kepada pelanggan. Secara sederhana, nilai pelanggan (customer value) ditentukan oleh selisih antara manfaat total dan biaya total bagi pelanggan.

Kualitas jasa adalah evaluasi kognitif jangka panjang pelanggan terhadap penyerahan jasa suatu perusahaan 
Kepuasan pelanggan adalah reaksi emosional jangka pendek pelanggan terhadap kinerja jasa tertentu

Harapan orang terhadap jasa kebanyakan dipengaruhi oleh pengalaman mereka sebelumnya sebagai pelanggan dengan penyedia jasa tertentu dengan jasa pesaing, melalui iklan-iklan atau dari mulut ke mulut.
Ketika pelanggan menilai kualitas suatu jasa, mereka membandingkannya dengan suatu standart internal yang ada sebelum mengalami jasa tersebut. Standart internal untuk menilai kualitas tersebut adalah dasar harapan pelanggan.

Sebagai Contoh Kasus : 





Dari video diatas PT KAI membuat inovasi dengan cara memberikan fasilitas dan pelayanan kereta api kelas ekonomi setara kelas eksekutif. Disini PT KAI menciptakan nilai dengan cara meningkatkan kualitas jasa mereka sehingga para penumpang dapat mencapai harapan yang diinginkannya. Dengan cara seperti ini diharapkan banyak penumpang yang merasa puas dan akan selalu loyal dalam menggunakan PT KAI ini karena PT KAI akan selalu memberikan fasilitas yang lebih baik dari sebelumnya.

Kesimpulan :
Meningkatan mutu dan kualitas merupakan salah satu cara untuk menciptakan nilai positif agar harapan-harapan para pelanggan dapat terpenuhi. Ketika harapan pelanggan dapat terpenuhi maka para pelanggan akan merasa puas dan loyal. Namun memuaskan pelanggan saja tidaklah cukup, pelanggan yang sedikit puas atau netral dapat direbut oleh pesaing. Namun, pelanggan yang senang akan tetap loyal walaupun ada tawaran yang menarik dari pesaing.Seperti teori diatas yang menyatakan bahwa harapan orang dapat di pengaruhi melalui pengalaman yang sebelumnya, dari mulut ke mulut atau dari iklan.   

Sumber :

Christopher H Lovelock dan Lauren K. Wright, 2007, Manajemen Pemasaran Jasa, Alih bahasa Agus Widyantori, Cetakan Kedua, Jakarta; PT.INDEKS

http://www.kereta-api.co.id/?_it8tnz=Mg==&_8dnts=ZGV0YWls&_4zph=MTA=&_24nd=MTI5MQ==

https://www.youtube.com/user/CNNindonesia

https://www.youtube.com/watch?v=f4d0lY1mFVA

Jumat, 28 Oktober 2016

Pengelolaan Karyawan Jasa: Mulai dari Perekrutan Hingga Upaya Mempertahankan

Tujuan Rancangan Kerja adalah Mempelajari tuntutan operasi, sifat keinginan pelanggan, kebutuhan dan kemampuan karyawan, dan karakteristik peralatan operasi untuk menyusun deskripsi tugas yang menghasilkan keseimbanagan sempurna di antara tuntutan yang kadang saling bertentangan.

Karakteristik khusus yang berperan penting dalam merekrut dan melatih karyawan:
     1.Kemampuan hubungan antar pribadi
     2.Penampilan dan kerapian pribadi
     3.Pengertian tentang produk & pengoperasian
     4.Kemampuan menjual
     5.Kemampuan dalam produksi
Cara Mempertahankan Karyawan:
     1.Perlakukan para karyawan layaknya aset
     2.Utamakanlah pengembangan kinerja karyawan, bukan pengawasan terhadap mereka
     3.Luangkan waktu untuk mengenali kebutuhan manusiawi karyawan
     4.Hargai partisipasi, ide-ide baru, dan pendekatan-pendekatan karyawan.
     5.Pertahankan suasana kerja yang menyenagkan.
     6.Berikan penghargan kerja pada karyawan (reward)
Sebagai Contoh Kasus : 


Didalam artikel tersebut dijelaskan bahwa bank BCA memperoleh 11 Kategori penghargaan. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari faktor kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik. Bagi BCA SDM adalah aset berharga karena menjadi kekuatan utama dalam melayani masalah. 
Dan BCA juga terus memperbaharui pelatihan-pelatihan agar karyawannya menjadi yang terdepan dalam lingkungan bisnis. Prestasi dan keberhasilan strategi bisnis BCA bertumpu pada SDM yang andal dan terlatih. 



Di artikel kedua juga di sebutkan bahwa BCA merupakan tempat bekerja yang terbaik. Hal ini dikarenakan BCA peduli akan karyawannya dan selalu memperhatikan segala kebutuhan yang mereka perlukan sampai pelatihan untuk persiapan menjelang pensiun. 

Kesimpulan: SDM merupakan aset yang penting dalam suatu organisasi. Banyak perusahaan yang tidak memperhatikan SDMnya hingga perusahaan itu gagal dalam berbisnis. Dan ketika perusahaan dapat memenuhi kebutuhan karyawannya maka karyawan tersebut pasti memberikan yang terbaik pula bagi perusahaan dimana ia bekerja. Seperti yang dilakukan oleh Bank BCA, mereka sangat memperhatikan SDMnya karena menurut mereka SDM tersebut adalah aset terpenting bagi Bank BCA terbukti ketika Bank BCA memperhatikan dan memberikan kebutuhan yang diperlukan karyawannya, Bank BCA memperoleh perhargaan Indonesia Human Capital Award dan menjadi tempat bekerja terbaik.
Sumber :
Christopher H Lovelock dan Lauren K. Wright, 2007, Manajemen Pemasaran Jasa, Alih bahasa Agus Widyantori, Cetakan Kedua, Jakarta; PT.INDEKS
http://www.bca.co.id/id/Tentang-BCA/Korporasi/Siaran-Pers/2016/04/01/03/33/bca-raih-indonesia-human-capital-award
http://www.finansial.bisnis.com/read/20161012/90/591893/bca-raih-predikat-perusahaan-tempat-bekerja-terbaik

Minggu, 23 Oktober 2016

Kontak Pelanggan dan Jasa

Pertemuan Jasa adalah sebuah periode waktu ketika pelanggan berinteraksi langsung dengan jasa. Dalam beberapa hal, seluruh pengalaman jasa dapat direduksi menjadi hanya sekali pertemuan di mana pemesanan, pembayaran, dan pelaksanaan penyerahan jasa dilakukan langsung di tempat.


Pertemuan Jasa Kontak Rendah adalah jasa yang membutuhkan kontak yang sangat sedikit atau tidak langsung antara pelanggan dan pengoperasian jasa tersebut.


Sebagai Contoh Kasus:

1. Jasa Berbasis Internet seperti MNC PLAY MEDIA
Disini dapat dikatakan bahwa jasa berbasis internet seperti MNC PLAY MEDIA menggunakan jasa kontak rendah dapat dilihat dari proses yang dilakukan.
Proses-Proses tersebut yaitu:
       - Pendaftaran dapat dilakukan melalui web atau telpon
       - Teknisi datang dengan peralatan untuk perakitan
       - Menikmati layanan jasa internet
       - Pembayaran dilakukan melalui transfer ke virtual account
Dari proses-proses tersebut terlihat bahwa kontak langsung yang sangat sedikit antara pelanggan dan penyedia jasa. Sebaliknya, kontak terjadi jarak jauh melalui saluran elektronik seperti web,e-mail,dan telpon.
Dan jika terjadi masalah atau problem dapat diperbaiki secara elektronik dari jarak jauh ke tempat pelanggan.

Pertemuan Jasa Kontak Tinggi adalah dimana pelanggan mengunjungi fasilitas jasa secara langsung yang melibatkan interaksi besar-besaran antara pelanggan, pemberi jasa, dan peralatan serta fasilitas.

Sebagai Contoh Kasus:
1.Pelayan E-KTP di Surabaya


Dari video diatas dapat dikatakan pelayanan E-KTP di surabaya termasuk pertemuan jasa kontak tinggi karena masyarakat yang ingin merekam E-KTP harus langsung datang ke tempat perekaman dan menggunakan peralatan dan fasilitas yang sudah disediakan. Namun disini Bu Risma kecewa dengan pelayanan E-KTP tersebut dikarenakan masyarakat diharuskan untuk bolak-balik datang karena sistemnya kurang mendukung sehingga dapat membahayakan keselamatan masyarakat surabaya itu sendiri. Pelayanan dan keahlian yang kurang dapat menyebabkan pelanggan kecewa dan menilai bahwa penyedia jasa tersebut buruk. 

Akhirnya banyak jasa kontak tinggi diubah menjadi jasa kontak rendah dengan ketika pelanggan berbelanja dari rumah, melakukan transaksi perbankan melalui telepon, atau memilih-memilih dan membeli produk melalui online.

Kesimpulan dalam kedua kasus seperti diatas baik jasa kontak rendah maupun jasa kontak tinggi semuanya memiliki kekurangan dan kelebihan namun manajer penyedia jasa tersebut harus bisa mendidik dan melatih para karyawannya agar dapat melakukan tugasnya dengan baik. 


Sumber : 

Christopher H Lovelock dan Lauren K. Wright, 2007, Manajemen Pemasaran Jasa, Alih bahasa Agus Widyantori, Cetakan Kedua, Jakarta; PT.INDEKS

www.youtube.com/user/KompasTVNews

www.mncplaymedia.com/